teknik dasar bola voli
a. Servis
Teknik dasar pertama yang dikenal dalam permainan bola voli adalah
teknik melakukan servis. Secara sederhana, teknik servis pada bola voli
adalah pemain berdiri di belakang garis belakang lapangan, melemparkan
bola ke udara, kemudian memukul bola tersebut ke arah lapangan atau area
lawan. Meskipun terdengar sederhana, namun pada pelaksanaan teknik ini
juga ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian.
Tujuan melakukan servis adalah semaksimal mungkin mengarahkan dan
menjatuhkan bola pada area lawan yang kosong atau terlihat lemah,
sehingga tidak dapat diterima oleh tim lawan. Atau, mengarahkan bola ke
area lawan dengan keras dan kecepatan yang tinggi, sehingga tim lawan
tidak mampu menahan atau mengendalikannya, dan diharapkan bola tersebut
akan keluar lapangan setelah tersentuh pemain lawan. Maka untuk
memaksimalkan hasil dari servis tersebut, seorang pemain yang melakukan
servis tentunya harus mampu mengatur arah dan kecepatan bola, sehingga
tim lawan akan kesulitan untuk menerima, menahan, maupun mengendalikan
servis tersebut.Ketika bola yang diservis tersebut mendarat ke area
lawan secara langsung (tanpa menyentuh pemain lawan), maka servis
tersebut biasa disebut dengan “ace”. Sebutan tersebut juga berlaku untuk
servis yang keluar lapangan, setelah terlebih dahulu menyentuh salah
seorang pemain dari tim lawan. Seiring dengan perjalanannya yang terus
exist di dunia olahraga, saat ini teknik servis juga telah mengalami
banyak perkembangan. Teknik servis dalam permainan bola voli telah
berkembang menjadi 9 macam, yaitu:
1. Underhand dan Overhand Serve (Servis atas dan servis bawah)
Underhand serve adalah melakukan servis atau memukul bola dari bawah,
yaitu pada ketinggian sekitar area pinggang pemain. Underhand serve ini
merupakan salah satu teknik servis yang termudah, dan juga sebagai salah
satu servis yang sangat mudah diterima oleh tim lawan. Maka dari itu,
teknik Underhand serve ini jarang sekali digunakan pada kejuaraan
tingkat tinggi. Sedangkan Overhand serve adalah teknik servis yang
dilakukan dari atas, yaitu dengan cara melemparkan bola ke udara
kemudian memukulnya setelah bola tersebut kembali turun mencapai
ketinggian di atas bahu pemain.
2. Sky Ball Serve
Sky ball seve adalah sejenis teknik servis underhand yang biasa
dipergunakan dalam permainan bola voli pantai. Dalam Sky ball serve,
hasil pemukulan bola (servis) dibuat melambung sangat tinggi, dan
kemudian bola tersebut akan turun kembali dengan gerakan yang hampir
membentuk garis lurus. Tim bola voli pantai Brazil-lah yang telah
menciptakan dan menggunakan teknik servis ini pada awal tahun 1980-an.
Saat ini, jenis teknik servis tersebut sudah dianggap sangat kuno,
sehingga sangat jarang dipergunakan lagi.
3. Line dan Cross_Court serve
Untuk membedakan kedua jenis servis ini dapat dilihat dari arah gerakan
bola yang menyeberang ke area lawan. Dalam hal ini, arah gerakan bola
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu menyilang dan lurus sejajar dengan
garis memanjang pada lapangan bola voli.
4. Top Spin
Top Spin merupakan salah satu jenis Underhand serve. Dalam teknik servis
ini, bola yang dipukul mengenai bagian telapak tangan sekaligus
pergelangan tangan. Dengan teknik ini, bola akan melesat ke area lawan
dengan berputar. Putaran tersebut akan membuat bola melesat dan jatuh ke
area lawan dengan cepat, tajam, dan keras.
5. Floater
Teknik servis Floater dapat dilakukan dengan cara melompat maupun hanya
dengan berdiri saja. Pada jenis teknik Overhand serve ini, bola yang
dipukul tidak berputar. Servis akan melesat ke area lawan tanpa gerakan
berputar pada bola. Meskipun demikian, teknik servis ini akan
menghasilkan gerakan bola yang tidak dapat diprediksi oleh tim lawan.
6. Jump Serve
Teknik Jump serve ini adalah salah satu jenis teknik servis yang paling
populer dan paling banyak digunakan di kalangan tim bola voli tingkat
perguruan tinggi maupun profesional. Teknik Jump serve ini juga masih
termasuk dalam kategori teknik Overhand serve. Pemain yang akan
melakukan Jump serve akan melempar bola tinggi ke udara, setelah
sebelumnya melakukan persiapan di luar garis belakang lapangan. Setelah
itu, pemain melakukan langkah pendekatan (penyesuaian) terhadap bola
yang sedang bergerak turun, kemudian ia akan melompat dan memukul bola
tersebut dengan keras. Teknik Jump serve ini akan menghasilkan servis
dengan gerakan bola yang berputar, sangat cepat, keras, dan tajam. Hal
inilah yang membuat teknik servis ini menjadi sangat populer di kalangan
para pemain bola voli.
7. Jump Float
Salah satu jenis servis yang juga populer di kalangan pemain bola voli
tingkat perguruan tinggi dan profesional adalah Jump float. Teknik Jump
float ini hampir sama dengan teknik Jump serve dan floater. Pada teknik
ini, pemain akan melempar bola ke udara dengan ketinggian yang lebih
rendah dari teknik Top spin jump serve. Sedangkan kontak dengan bola
(pemukulan) tetap dilakukan di udara. Teknik ini akan menghasilkan
servis dengan arah bola yang tidak dapat diprediksi oleh tim lawan. Hal
itulah yang membuat teknik servis ini menjadi lebih populer dan banyak
digunakan pada kalangan perguruan tinggi dan profesional.
8. Round-House Serve
Pada teknik Round-House serve, pemain yang akan melakukan servis berdiri
di luar garis belakan lapangan, dengan posisi salah satu bahu menghadap
ke arah net. Setelah itu, bola dilempar tinggi ke udara dan dipukul
dengan menggunakan gerakan lengan yang berputar dengan cepat. Pemukulan
pada bola dilakukan dengan menggunakan telapak tangan. Hal ini akan
memberikan hasil servis dengan putaran bola yang tinggi.
9. Hybrid Serve
Salah satu kategori teknik Overhand serve yang lain adalah Hybrid serve.
Pada dasarnya, teknik Hybrid serve sama dengan teknik Top spin serve.
Teknik Hybrid serve ini juga akan menghasilkan servis dengan arah
gerakan yang sangat sulit untuk diprediksi oleh tim lawan.
b. Pass/Passing
Salah satu teknik dasar dan vital yang lain, yang juga wajib dikuasai
oleh setiap pemain bola voli adalah teknik pass. Tanpa adanya penguasaan
teknik pass yang baik, maka sebuah tim tidak akan mampu menghadapi
pertandingan dengan baik. Karena, pass adalah langkah awal yang akan
menentukan kemampuan sebuah tim untuk bertahan dan melakukan
penyerangan. Dengan adanya penguasaan teknik pass yang baik, maka
seorang setter akan lebih mudah dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola
yang akan diset. Dengan demikian, sang attacker-pun akan dapat melakukan
spike secara maksimal. Pass yang baik, bukanlah pass yang hanya mampu
mencegah bola agar tidak jatuh atau menyentuh area timnya, tetapi juga
harus mampu mencapai posisi setter dengan arah yang tepat, serta dengan
gerakan dan kecepatan yang stabil. Dengan demikian, sang setter dan
attacker akan mampu menciptakan berbagai variasi serangan dengan mudah.
Sebenarnya, teknik pass ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
teknik Underarm pass (passing bawah) dan Overhand pass (passing atas).
Underarm pass atau yang juga biasa dikenal dengan sebutan bump,
dilakukan dengan menggabungkan kedua lengan bawah menjadi satu, dengan
arah lurus ke depan. Bola yang jatuh akan mengenai kedua lengan bawah
pada bagian dalam. Teknik ini dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu
dengan ketinggian sekitar batas pinggang pemain.
Sedangkan Overhand pass adalah teknik pass yang dilakukan dengan
menggunakan ujung jemari tangan, seperti ketika melakukan set. Teknik
ini dilakukan pada posisi di atas kepala.
c. Umpan
1. Umpan Kedepan
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah dan agak dibelakang arah
gerak bola, kedua telapak tangan dan jari² membentuk bulatan ½ lingkaran
telah siap didepan atas muka dahi.
Jenis-jenis umpan:
a. Umpan Normal/Open
Bola segera diumpan keatas dengan kekuatan dorongan lengan, jari dan
pergelangan tangan serta ayunan kaki. Usahakan bola parabol keatas net
dengan ketinggian lebih dari 2m dari tepi atas net. Bola berada diantara
smasher dan pengumpan sejajar net dengan jarak dari net ± 20cm – 50cm.
b. Umpan Semi
Perkenaan bola tepat diatas dahi segaris dengan sumbu badan, dimana
umpan dilakukan dengan gerak keatas depan, ketinggian bola diatas tepi
net antara diatas 1m s/d 2m. Penentuan kualitas parabol dan jalannya
bola tergantung kekuatan jari, pergelangan tangan dan lengan. Timing
pemberian umpan semi dilakukan bila smasher telah kelihatan bergerak
maju awalan dengan jarak ± 1m dari pengumpan.
c. Umpan Straight/Kamboja.
Parabol bola antara 0.5m s/d 1.5m dari tepi atas net. Dorongan bola
lebih dominan dibandingkan dengan gerak keatas untuk parabol bola, Bola
diatas net meluncur agak cepat dengan jarak 20cm – 50cm dari net, dimana
akhir parabol bola terletak diatas garis samping lapangan. Begitu bola
datang segera dipantulkan kedepan atas dengan cepat, setelah pengumpan
melihat smasher telah berawalan merapat dengan net diluar garis samping
lapngan. Timing pemberian umpan harus tepat, yaitu saat bola telah
didepan atas dahi dan smasher telah siap mengambil awalan.
d. Umpan Quick.
Teknik umpan ini memerlukan ketinggian bola 50cm s/d 1m dari tepi atas
net. Timing pemberian bola saat smasher telah melayang keatas didepan
pengumpan siap untuk memukul bola, biasanya pasing bola datang, tunggu
sebentar sampai smasher meloncat untuk menunggu bola diatas net. Gerakan
utama dalam umpan pendek ini adalah kekuatan jari dan pergelangan
pengumpan, perkenaan tangan terhadap bola sama dengan pelaksanaan umpan
semi. Arah umpan parabol vertical disebut quick A, sedangkan parabol
straight disebut quick B.
2. Umpan Kebelakang
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah bola, badan agak dicondongkan
kebelakang sedikit. Gerak jari & pergelangan tangan lebih aktif,
terutama ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, lengan segaris dengan
kecondongan badan bagian atas saat pelaksanaan umpan. Pandangan
kebelakang sedikit untuk melihat jalannya bola kearah belakang. Jenis
umpan kebelakang sama dengan umpan kedepan.
d. Smash
untuk serangan guna mematikan lawan.
o Awalan
Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan
individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki
satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang²
sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang,
berat badan berangsur² merendah untuk membantu tolakan.
o Tolakan
Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar
dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan
dan sebagai persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan
kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat
sudut ±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak
bertumpu pada kaki yang didepan.
o Meloncat
Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan
mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik
keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh
digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan
eksplosif dan loncatan vertikal.
o Memukul Bola
Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan
lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan
lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan
setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas
tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan
dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola
lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan
diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan,
badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif
untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan
menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.
o Mendarat
Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk
meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki
(telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan
tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.
Jenis-jenis smash:
1. Open
Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan,
bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.
2. Semi
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai
bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan.
Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m ditepi atas net
maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini
kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open.
3. Quick
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan
secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum
bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang
akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan
menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan
secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya.
Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat
melayang.
4. Straight
Smasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak
kearah luar lapangan mendekati tiang net, smasher melakukan awalan
bergerak arah paralel dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi
jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan langsung
memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat
dibandingkan smash dengan bola semi.
5. Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat
meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat
pada smash normal. Bola yang akan di smash terletak diatas kanan bahu
lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas badan diputarkan
kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan membentuk
cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian
belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan
pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot² perut,
samping dan bahu. Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan
putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.
6. Dummy
Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash,
tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan
disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan
dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga
ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung
pada situasi.
7. Bola 3 meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang,
pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak
boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat
boleh saja jatuh didalam garis serang.
8. Kijang
Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik
dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan
menolak dengan kaki kiri.
9. Double Step
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali
gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa
tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat
dan melakukan serangan.
10. Step L
Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan
berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping
sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan serangan.
e. Block/Blokir
Teknik dasar yang lain, yang terdapat dalam permainan bola voli adalah
Block. Teknik ini digunakan untuk menahan serangan yang dilakukan oleh
tim lawan. Pertahanan dalam teknik block dapat berupa menahan serangan
lawan agar bola yang di-spike oleh pemain dari tim lawan tidak mampu
menyeberangi net dan tetap berada di area lawan. Atau pertahanan yang
berupa memperlambat gerakan bola yang telah di-spike oleh pemain dari
tim lawan, sehingga gerakannya menjadi lebih lambat dan lebih mudah
untuk di kendalikan.
Sebagai salah satu teknik pertahanan yang sangat dibutuhkan dalam
permainan bola voli, maka sebaiknya setiap pemain harus mampu menguasai
teknik ini dengan baik.
Untuk melakukan teknik block, pemain berdiri dengan menggunakan kedua
kaki dalam posisi yang sejajar. Pada saat yang sama, kedua tangan
diletakkan di depan dada, dengan posisi telapak tangan mengahadap ke
arah net dan dengan jari-jari terbuka (dikembangkan) selebar mungkin.
Untuk melakukan lompatan yang maksimal, lutut ditekuk lebih dalam dengan
posisi badan agak condong ke arah depan. Setelah itu, lakukan lompatan
dengan menggunakan kekuatan kedua kaki. Pada saat melakukan lompatan,
kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara bersamaan.
Agar pertahanan block dapat dilakukan secara meluas, maka jari-jari
tangan sebaiknya dibuka ketika melakukan block. Posisi jari-jari yang
terbuka ini akan semakin mempersempit jalur penyeberangan bola melewati
net, sehingga akan memaksimalkan fungsi block. Ketika spiker dari tim
lawan memukul bola, maka blocker yang sudah berada dalam posisi melayang
di udara segera menghadapakan kedua tangannya ke arah bola tersebut dan
berusaha untuk menguasai bola. Sewaktu tangan melakukan kontak dengan
bola, pergelangan tangan menekan dari arah atas ke depan bawah. Pada
saat yang sama, jari-jari kedua tangan sebaiknya ditegangkan agar dapat
menahan tekanan bola dengan kuat. Block yang baik adalah block yang
ketika bola belum dipukul, tangan blocker sudah berada dalam posisi
mengurung bola. Setelah melakukan kontak (block) dengan bola, maka
blocker-pun mendarat kembali ke lantai dengan menggunakan kedua kaki,
dan dengan lutut yang lentur.
f. Dig
Untuk menyelamatkan bola agar tidak jatuh setelah di-spike oleh tim
lawan, maka biasanya seorang pemain akan melakukan teknik Dig. Teknik
ini biasanya digunakan dalam keadaan darurat. Ketika posisi jatunya bola
sudah berada dekat dengan lantai dan tidak dapat diselamatkan lagi
dengan menggunakan teknik pass, maka teknik Dig inilah yang akhirnya
digunakan.
Pada dasarnya, teknik Dig ini sama dengan teknik pass atau bump. Istilah
Overhand dig digunakan ketika seorang pemain melakukan Dig dengan
menggunakan ujung jemarinya. Sementara Bump dig adalah istilah yang
digunakan untuk Dig yang dilakukan dengan menggunakan kedua lengan yang
digabungkan. Dalam teknik Dig, seorang pemain biasanya juga menampilkan
gerakan meluncur (dive), yaitu melemparkan tubuhnya ke arah depan untuk
menyelamatkan bola, yang kemudian mendarat dengan menggunakan dadanya.
Selain itu, terkadang seorang pemain juga melakukan teknik yang disebut
dengan “pancake” untuk menyelamatkan bola yang hampir menyentuh lantai.
sipp bro
BalasHapusthanks gan
BalasHapus