MENGHINDARI GODAAN SETAN
1. Memperhatikan serangan setan, maka:
o kita bisa mengambil kesimpulan bahwa cara yang paling baik menghindari
godaan setan adalah dengan tulus-ikhlas kita minta perlindungan kepada
Allah,
o seraya mengharapkan kepada Allah, atas karunia dan rahmat-Nya, akan melindungi kita dari godaan setan.
o Cara semacam ini sesuai dengan perintah Allah sendiri.
o Begitu kita minta perlindungan dari-Nya dan kita ingat kepada-Nya,
kita akan menyadari akan kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat.
o Dengan modal kesadaran akan kësalahan sendiri semacam ini, kita
berharap kita bisa mengambil langkah-¬langkah untuk memperbaiki perilaku
kita sendiri dan terhindar dari godaan setan.
2. Jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari
setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya. (Al A’ raf 7:200-201)
3. Faktor keikhlasan dalam minta perlindungan kepada Allah ini penting
sekali karena Iblis sendiri mengakui bahwa dia tidak akan bisa menggoda
hamba Allah yang ikhlash (mukhlashin), seperti ucapannya yang dikutip
Allah: Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan
mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlashin di antara
meneka.”(Shad 3 8:82-83).
4. Di samping menata hati agar kita ikhlas dalam MOHON PERLINDUNGAN
KEPADA ALLAH, kita, dalam menghindari godaan-godaan setan, juga perlu
MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH TEKNIS, antara lain sebagai benikut:
1) Kita hendaknya menjaga tutur-kata dalam pergaulan sehari-hari:
o Dengan hanya menggunakan tutur-kata yang baik, kita berharap tidak ada
celah bagi setan untuk memprovokasi sikap permusuhan diantara kita.
o ”Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia. ” (Al 1st-a’ 17:53)
2) Sedapat mungkin kita tidak meniru atau mengikuti langkah-langkah dan perbuatan-perbuatan setan.:
o Termasuk perbuatan setan adalah bahwa mereka suka makan dengan tangan kiri,
o sebagaimana diceritakan oleh Rasul Allah SAW. (Baca ayat 21 dari surat al Nur beserta terjemahannya di atas.)
3) Tidak mudah percaya sebelum mencari klarifikasi tentang kebenaran
berita yang disampaikan oleh seorang yang fasik , yang suka melanggar
ketentuan-ketentuan Tuhan
o ”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepädamu orang fasik
membawa suatu berita, maka peniksalah dengan teliti, agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Al Hujurat 49:6)
4) Hendaklah kita tidak saling mengolok-olok,:
o saling mencela atau saling memanggil dengan julukan yang buruk antara satu dengan yang lain.
o Masing-masing di antara kita ditakdirkan memiliki rasa harga diri dan ingin dihargai.
o Masing-masing di antara kita memang memiliki kelemahan tapi di samping itu juga pasti memiliki kelebihan.
o Karena itu, kita mesti saling menghargai dan saling menghormati.
o Contoh: Hari gini belum punya HP; Tumben datang pengajian; Pagar kok
jelek begini sih ganti yang baru dong; Motor udah tua gini kok masih
dipelihara; Sok alim; Sok suci;
o (Al Hujurat 49:11):
”Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok--olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok), dan
jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena)
boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik daripada
wanita (yang mengolok-olok), dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil¬ memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim”. (Al Hujurat 49:11)
5) Kita juga mesti menghindari prasangka buruk terhadap sesama kita.
Bila di dalam diri kita ada rasa iri, rasa takut disaingi, rasa cemburu
atau rasa minder terhadap seseorang, sering kali kita MUDAH TERGODA
untuk berprasangka buruk terhadapnya. Karena itu, perasaan-perasaan
negatif semacam itu mesti kita hindari. Menggunjing dan mencari-cari
kesalahan orang lain pun juga mesti kita hindari. ”Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang
lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi
Maha Penyayang”. (Al Hujurat 49:12)
6) Kita tidak boleh menggubris dan tidak boleh mendengarkan
bisikan-¬bisikan setan. Hanya orang-orang yang tidak beriman kepada
kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan setan.
7) Hendaklah kita berkonsultasi dengan para cendekiawan atau orang yang
berwewenang bila diantara kita ada yang meragukan tentang suatu masalah.
Hal ini perlu untuk menghindari penyelesaian masalah tanpa merujuk kepada al Qur’an dan Hadits.
”Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau
pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka
menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah
orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat)
mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena
karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti setan,
kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (An Nisa’ 4:83)
5. Menunut al Ghazali dalam Ihya’ ‘ulum al din:,
sebelum seseorang mendapatkan bisikan dari setan, dia terlebih dahulu akan mendapatkan lintasan (khathr) dalam benak hatinya.
Dari lintasan itu lalu muncul rasa suka atau tidak suka terhadap sesuatu yang muncul dalam lintasan tadi.
Bila ia suka, setan membisikinya agar ia melaksanakan hal itu dengan cara yang tidak benar, dan
bila ia tidak suka, setan membisikinya agar ia bertindak melawannya dengan cara yang tidak benar pula.
Setelah itu, muncullah dorongan kuat (‘azm) dan niatan untuk melaksanakan apa yang ia inginkan.
6. SEBAGAI CONTOH,:
bila seseorang melihat ada kesempatan atau ditawari untuk mengubah
angka kwitansi dari angka pembukuan untuk pembelian barang di kantornya,
muncullah lintasan di benaknya:
“Betapa besar selisih antara harga sebenarnya dan angka yang ditawarkan itu.”
Lalu muncul rasa senang bila ia bisa memperoleh kesempatan untuk memiliki sebagian dari selisih tersebut.
Ketika muncul rasa senang terhadap kemungkinan memperolehnya, setan mulai membisikkan:
“Lakukan saja kesempatan ini dan atur segalanya dengan rapih. Toh kamu
akan bekerja sama dengan atasanmu yang pasti akan melindungimu karena
ia juga akan memperoleh bagian.”
Pada saat seperti ini, jangan gubris bisikan setan itu, dan segeralah
memohon perlindungan kepada Allah agar diberi ketabahan untuk tidak
melaksanakannya.
Bila bisikan itu didengarkan, akan muncul langkah berikutnya, yaitu
dorongan kuat dan niatan yang ditandai dengan penyusunan rencana untuk
melaksanakan ajakan tersebut.
7. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada
kehidupan ákhirat cenderung kepada bisikan (setan) itu, mereka merasa
senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (setan)
kerjakan. (Al An’am 6:113)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar